Jumat, 29 Desember 2017

Blokade Saudi Ancam Krisis Mematikan Bagi Yaman

(Foto: AA)

Pada Senin, 6 November 2017, Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka akan menutup semua pelabuhan darat, udara dan laut Yaman.
Meski Kerajaan Arab Saudi mengklaim itu adalah tindakan sementara, banyak yang memperingatkan bahwa sebagian besar blokade itu akan membahayakan warga sipil Yaman.
Kerajaan berdalih, langkah itu akan membendung aliran senjata kepada pemberontak Houthi Yaman.
“Komando Pasukan Koalisi memutuskan, untuk sementara menutup semua pelabuhan udara, laut dan darat Yaman,” kata pernyataan tersebut. Namun menambahkan, pekerja bantuan dan pasokan kemanusiaan akan terus dapat masuk dan meninggalkan Yaman.
Blokade tersebut terjadi setelah pasukan Houthi mengklaim bertanggung jawab atas roket yang ditembakkan ke Bandara Internasional King Fahad di Riyadh pada hari Sabtu, 4 November 2017. Houthi mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan terhadap operasi yang dipimpin oleh Arab Saudi yang telah membunuh ribuan warga sipil Yaman.
Arab Saudi sejak itu menyalahkan Iran yang dianggap mendukung Houthi. Kerajaan menyebut serangan rudal itu sebagai “tindakan perang”.
Namun, pemerintah Iran membantah mempersenjatai Houthi dan mengatakan bahwa pemberontak itu memproduksi senjatanya secara lokal.
Sejumlah peneliti dan LSM telah meningkatkan kekhawatirannya bahwa blokade baru tersebut akan memperburuk krisis kemanusiaan Yaman yang sudah mengerikan. Tidak hanya senjata akan dibatasi, tapi pasokan vital bagi masyarakat madani Yaman tidak akan mencapai targetnya.
Khalil Dewan, seorang peneliti Yaman yang tinggal di London mengatakan, blokade udara, darat dan laut merupakan serangan frontal penuh terhadap penduduk sipil di Yaman.
Menurutnya, jika gagal memastikan warga sipil mendapat akses terhadap bantuan kemanusiaan atau fasilitas dasar di tengah wabah kolera yang melanda, itu akan menjadi pelanggaran hukum perang.
Pengamat April Longley Alley dari Kelompok Krisis Internasional yakin bahwa blokade tersebut dapat memperdalam penderitaan yang telah dihadapi warga sipil Yaman.
Menurutnya, situasi kemanusiaan yang buruk sudah sangat dalam, maka tergantung berapa lama blokade ini berlangsung.
Jika pelabuhan Hodeida, persimpangan perbatasan Arab Saudi dan Aden ditutup, akan memotong jalur kehidupan wilayah-wilayah yang dikuasai oleh pemberontah Houthi, wilayah yang menampung sebagian besar penduduk Yaman. Namun, keputusan tersebut juga akan secara langsung mempengaruhi daerah-daerah yang dikendalikan oleh pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Alley menegaskan, peringatan bahwa penutupan itu tidak akan mempengaruhi bantuan kemanusiaan adalah tidak cukup untuk memastikan makanan dan persediaan dasar lainnya mencapai warga sipil.

Jangan Blokade Pasokan ke Yaman

Anak Yaman menderita kekurangan gizi akut. (Foto: Twitter)
Sejak awal, intervensi koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman telah diperingatkan untuk tidak memblokade pasokan ke Yaman, karena bisa membuat jutaan nyawa berisiko.

Pada bulan Oktober, sebuah laporan rahasia PBB dan pernyataan dari LSM kemanusiaan mengatakan, pembatasan yang dipimpin oleh Arab Saudi mencegah pasokan penting seperti makanan dan obat-obatan untuk memasuki Yaman.
Saat itu, di saat koalisi pimpinan Arab Saudi mengklaim akan mencegah arus senjata untuk pemberontak, banyak kapal tak bersenjata diblokir dan ditargetkan. Bantuan kemanusiaan penting tidak bisa sampai ke Yaman.
Pada bulan Agustus, Program Pembangunan PBB (UNDP) mengkritik Arab Saudi karena menghalangi pengiriman bahan bakar ke pesawat PBB yang memberikan sebagian besar bantuan kemanusiaan untuk Yaman, The Independent melaporkan.
“Kami memiliki kesulitan untuk mendapatkan izin dari koalisi dan dari pemerintah Yaman untuk mengangkut bahan bakar jet ini ke Sanaa untuk memfasilitasi penerbangan,” kata Auke Lootsma, Direktur UNDP di Yaman.
Namun, ketika ditanya mengapa pengiriman bahan bakar jet diblokir, Lootsma mengatakan, “Ini adalah pertanyaan yang bagus, saya tidak punya jawaban.”
Yaman sudah menderita krisis kolera yang mematikan, pertumbuhan wabahnya menjadi yang tercepat dan terbesar yang pernah tercatat. Diperkirakan akan mencapai satu juta kasus pada hari Natal nanti.
LSM secara luas menyalahkan hancurnya sistem perawatan kesehatan Yaman karena perang dan penargetan rumah sakit dan fasilitas sanitasi.
Sumber: The New Arab

Mi’raj News Agency (MINA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar