![]() |
(Foto: AA) |
Pada Senin, 6 November 2017, Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka akan menutup semua pelabuhan darat, udara dan laut Yaman.
Meski Kerajaan Arab Saudi mengklaim itu adalah tindakan sementara,
banyak yang memperingatkan bahwa sebagian besar blokade itu akan
membahayakan warga sipil Yaman.
Kerajaan berdalih, langkah itu akan membendung aliran senjata kepada pemberontak Houthi Yaman.
“Komando Pasukan Koalisi memutuskan, untuk sementara menutup semua
pelabuhan udara, laut dan darat Yaman,” kata pernyataan tersebut. Namun
menambahkan, pekerja bantuan dan pasokan kemanusiaan akan terus dapat
masuk dan meninggalkan Yaman.
Blokade tersebut terjadi setelah pasukan Houthi mengklaim bertanggung
jawab atas roket yang ditembakkan ke Bandara Internasional King Fahad
di Riyadh pada hari Sabtu, 4 November 2017. Houthi mengatakan bahwa
serangan tersebut merupakan pembalasan terhadap operasi yang dipimpin
oleh Arab Saudi yang telah membunuh ribuan warga sipil Yaman.
Arab Saudi sejak itu menyalahkan Iran yang dianggap mendukung Houthi.
Kerajaan menyebut serangan rudal itu sebagai “tindakan perang”.
Namun, pemerintah Iran membantah mempersenjatai Houthi dan mengatakan bahwa pemberontak itu memproduksi senjatanya secara lokal.
Sejumlah peneliti dan LSM telah meningkatkan kekhawatirannya bahwa
blokade baru tersebut akan memperburuk krisis kemanusiaan Yaman yang
sudah mengerikan. Tidak hanya senjata akan dibatasi, tapi pasokan vital
bagi masyarakat madani Yaman tidak akan mencapai targetnya.
Khalil Dewan, seorang peneliti Yaman yang tinggal di London
mengatakan, blokade udara, darat dan laut merupakan serangan frontal
penuh terhadap penduduk sipil di Yaman.
Menurutnya, jika gagal memastikan warga sipil mendapat akses terhadap
bantuan kemanusiaan atau fasilitas dasar di tengah wabah kolera yang
melanda, itu akan menjadi pelanggaran hukum perang.
Pengamat April Longley Alley dari Kelompok Krisis Internasional yakin
bahwa blokade tersebut dapat memperdalam penderitaan yang telah
dihadapi warga sipil Yaman.
Menurutnya, situasi kemanusiaan yang buruk sudah sangat dalam, maka tergantung berapa lama blokade ini berlangsung.
Jika pelabuhan Hodeida, persimpangan perbatasan Arab Saudi dan Aden
ditutup, akan memotong jalur kehidupan wilayah-wilayah yang dikuasai
oleh pemberontah Houthi, wilayah yang menampung sebagian besar penduduk
Yaman. Namun, keputusan tersebut juga akan secara langsung mempengaruhi
daerah-daerah yang dikendalikan oleh pemerintah Presiden Abd-Rabbu
Mansour Hadi.
Alley menegaskan, peringatan bahwa penutupan itu tidak akan
mempengaruhi bantuan kemanusiaan adalah tidak cukup untuk memastikan
makanan dan persediaan dasar lainnya mencapai warga sipil.
Jangan Blokade Pasokan ke Yaman
![]() |
Anak Yaman menderita kekurangan gizi akut. (Foto: Twitter) |
Pada bulan Oktober, sebuah laporan rahasia PBB dan pernyataan dari
LSM kemanusiaan mengatakan, pembatasan yang dipimpin oleh Arab Saudi
mencegah pasokan penting seperti makanan dan obat-obatan untuk memasuki
Yaman.
Saat itu, di saat koalisi pimpinan Arab Saudi mengklaim akan mencegah
arus senjata untuk pemberontak, banyak kapal tak bersenjata diblokir
dan ditargetkan. Bantuan kemanusiaan penting tidak bisa sampai ke Yaman.
Pada bulan Agustus, Program Pembangunan PBB (UNDP) mengkritik Arab
Saudi karena menghalangi pengiriman bahan bakar ke pesawat PBB yang
memberikan sebagian besar bantuan kemanusiaan untuk Yaman, The Independent melaporkan.
“Kami memiliki kesulitan untuk mendapatkan izin dari koalisi dan dari
pemerintah Yaman untuk mengangkut bahan bakar jet ini ke Sanaa untuk
memfasilitasi penerbangan,” kata Auke Lootsma, Direktur UNDP di Yaman.
Namun, ketika ditanya mengapa pengiriman bahan bakar jet diblokir,
Lootsma mengatakan, “Ini adalah pertanyaan yang bagus, saya tidak punya
jawaban.”
Yaman sudah menderita krisis kolera yang mematikan, pertumbuhan
wabahnya menjadi yang tercepat dan terbesar yang pernah tercatat.
Diperkirakan akan mencapai satu juta kasus pada hari Natal nanti.
LSM secara luas menyalahkan hancurnya sistem perawatan kesehatan
Yaman karena perang dan penargetan rumah sakit dan fasilitas sanitasi.
Sumber: The New Arab
Mi’raj News Agency (MINA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar