Lubang saluran bawah tanah Karez di Turpan, Xinjiang, Cina. (Foto: Zao Ge) |
Tahir Tomur, warga Muslim Uyghur, menemukan beberapa lubang tanah
besar yang telah ditimbun dengan kotoran dan sampah.
Melihat kondisi lubang warisan peninggalan ratusan tahun
masyarakat Uyghur itu, Tomur merasa prihatin.
Dia berjalan melalui sebuah lingkungan di Turpan, sebuah
kota oasis kuno yang telah berkembang di cekungan kering di wilayah Xinjiang, Cina
bagian barat. Ada sejarah di balik lubang yang disebut Karez itu.
Lubang-lubang itu adalah poros vertikal, masuk jauh ke dalam
bumi, lalu terhubung dengan terowongan horisontal yang panjang. Karez dibangun
untuk membawa air dari daerah pegunungan terdekat ke dataran yang kering, melalui
bawah tanah tempat terlindung dari panas yang bisa menguapkan air. Terkadang suhu
bisa mendekati 50 derajat celcius di musim panas.
Sistem air bawah tanah Karez digali oleh sebagian besar
penduduk Muslim Uyghur selama berabad-abad, kira-kira 4.400 kilometer
terowongan di daerah ini. Dijuluki "Tembok Besar Bawah Tanah" oleh
para ilmuwan. Struktur tersebut dulunya digunakan untuk mengairi kebun anggur
dan atasi kekeringan. Pemerintah Cina dalam beberapa tahun terakhir, berusaha
melindungi dan mengembalikan fungsinya.
![]() |
Karez di Turpan, Xinjiang, Cina. (Foto: Visit Our China) |
Namun di masa lalu, setengah abad, sebagian besar terowongan
Karez telah kering. Sebuah survei nasional 2009 menemukan bahwa hanya
seperempat sistem dari Karez Turpan yang masih membawa air. Apa yang dulunya
merupakan sumber kehidupan dan sumber budaya, telah direduksi menjadi artefak
bersejarah yang kering. Seiring itu, posisi orang Uyghur di Turpan telah berkurang
oleh migrasi etnis Han Cina yang besar.
“Di pemerintahan Cina Komunis, tidak ada yang peduli dengan
Karez lagi. Tidak ada yang menjaganya," kata Gheni, seorang pria Uyghur
yang berjalan melewati lubang Karez yang penuh sampah. "Sayang sekali,
tapi apa yang bisa kita lakukan?"
Bagi orang Uyghur, pengeringan terowongan telah memberi kekhawatiran
yang lebih dalam, nasib kehancuran dari jalur air bersejarah yang terkait
dengan orang-orang Uyghur.
Sementara kini etnis Uyghur berada di bawah serangan. Uyghur
telah dituding terlibat dalam serangkaian serangan teror di Cina dalam beberapa
tahun terakhir. Ketakutan akan radikalisasi telah mendorong pihak berwenang Cina
melakukan tindakan keras. Mereka telah membatasi praktik keagamaan, memasang
sistem pengintai yang menyebar luas dan mengirim ribuan orang ke kamp
pendidikan ulang politik.
![]() |
Diagram pembuatan saluran Karez di Turpan, Xinjiang, Cina. (Gambar: Karez Documentary) |
Karez adalah contoh langka kecerdikan orang Uyghur di tempat
yang mereka tidak diberi banyak hal untuk dibanggakan. Orang Uyghur telah
dikekang dan dibatasi. Bahkan berbicara tentang keadaan sistem saat ini, bisa
berbahaya.
"Kita tidak bisa membicarakan hal ini sebagai orang
Uyghur. Uyghur tidak bisa berbicara terlalu banyak, atau kita akan dibawa
pergi," kata Gheni.
Sejumlah besar peninggalan agama dan sejarah telah dihancurkan
selama hiruk pikuk Revolusi Kebudayaan. Beberapa artefak kekaisaran yang paling
mengesankan di negara ini tetap berada di tempat-tempat lain seperti Taiwan.
Bahkan Tembok Besar, salah satu landmark negara yang paling terkenal, telah hancur akibat korban
kelalaian, cuaca dan penduduk desa setempat yang menjarah batu bata untuk
kepentingan mereka sendiri. Hampir 30 persen dari struktur peninggalan dinasti
zaman Ming tersebut telah lenyap, sebagaimana yang dilaporkan media pemerintah,
sementara sebagian besar sisanya dalam perbaikan kasar.
Di saat sistem Karez kurang dikenal daripada Tembok Besar, tapi
ini bisa dibilang lebih penting. Nilai defensif Tembok Besar sebagian besar
telah pudar, tapi jaringan Karez tetap memiliki sumber irigasi, air minum dan
kebutuhan sehari-hari yang berharga. Tanpa Karez, kebun anggur dan rumah akan
kering. Sebagian penduduk desa masih memelihara tempat tidurnya di sepanjang
tepian saluran air di bawah tanah, karena suhu musim panas bisa turun 20
derajat.
Tapi kondisi sistem Karez Cina sama buruknya dengan
instalasi serupa di negeri lain. Saluran bawah tanah Turpan serupa dalam desain
dan fungsinya dengan jaringan Qanat berusia ribuan tahun di Iran, Suriah dan
Afrika Utara. Qanat adalah teknologi yang disebarkan oleh Spanyol. Di Iran,
kira-kira tiga perempat Qanat tetap berfungsi.
Karez Turpan telah menderita modernisasi, termasuk inisiatif
pembangunan yang dipimpin oleh negara. Pemerintah telah mengintensifkan
penggunaan lahan pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian kapas,
mendorong pemerintah membawa teknologi baru untuk mendapatkan air yang cukup.
Instalasi pompa listrik, khususnya, telah menurunkan tabel air pada titik yang
tidak lagi secara alami bisa mengaliri banyak terowongan. Pipa yang memberi
makan keran dapur dan sistem irigasi juga mengurangi ketergantungan akan
saluran air kuno.
Pihak berwenang Cina tetap berupaya menghentikan kerusakan Karez.
Sejak 2009, pejabat lokal di Turpan telah menghabiskan lebih dari $ 11 juta
(Kanada) untuk pekerjaan perlindungan dan pemulihan. Tujuannya adalah untuk
tetap mengfungsikan 200 sampai 300 Karez, sekitar seperempat dari apa yang
pernah ada, menurut seorang profesor Cina yang telah meneliti jaringan secara
rinci.
"Semua Karez yang selamat telah dihidupkan
kembali," kata profesor yang berbicara dalam status anonimitas itu. Dia
menganggap itu sebuah kesuksesan. "Jika Anda melihat Karez di Turki,
hampir tidak ada yang bisa digunakan lagi."
Tapi untuk menjaga sistem Karez tetap bertahan adalah sulit,
kata profesor itu. Karez secara tradisional membutuhkan perawatan tahunan untuk
membersihkan lumpur dan menopang tanah agar tidak roboh. Namun di hari ini,
sulit menemukan seseorang yang mau melakukan pekerjaan itu.
"Orang yang lebih muda tidak ingin turun, mengingat
tingginya (terowongan) hanya setinggi satu meter," katanya.
Metode perbaikan modern jauh lebih kuat, termasuk pemasangan
gorong-gorong dan penyangga beton. Namun, hanya beberapa area yang layak
diperbaiki.
"Melestarikan Karez adalah tindakan pelestarian warisan
budaya. Ada beberapa peraturan, hanya
yang terbaik yang akan dipertahankan," katanya.
Namun, Shalamu Abudu, seorang sarjana Uighur yang terlibat
dalam penelitian di Texas, mengatakan, terowongan memiliki nilai yang melampaui
sejarah atau bahkan budaya. Sistem air kuno itu adalah teknologi yang tetap
berharga di hari ini untuk alasan ekologis.
Menurutnya, pemulihan Karez akan memerlukan usaha yang
melampaui pemasangan beton. Yang dibutuhkan adalah pendekatan sistemik, yang mencoba
melestarikan air tanah.
Sumber: tulisan Nathan Vanderklippe di The Globe and Mail
Mi’raj News Agency
(MINA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar