|
Figur Dragon Ball di Anime Station Store, Jeddah. (Foto: Arab News) |
Dua sahabat dari Arab Saudi yang mencintai cerita manga Jepang seumur
hidupnya, kini menuai hasil dari sebuah kisah sukses bisnisnya yang
hampir sama heroiknya dengan karakter manga dan anime yang mereka
kagumi.
Mereka adalah Noha Khayyat dan Safa’a Akbar, pemilik bersama toko
Nippon Sayko. Mereka mulai menjual barang manga dan anime buatan tangan
di sebuah bilik kecil yang terselip di mal Jeddah delapan tahun yang
lalu.
Awalnya, mereka diberitahu oleh pemilik toko lain bahwa mereka “tidak akan pernah bisa bertahan.”
Kini, delapan tahun kemudian, Nippon Sayko adalah salah satu gerai
paling populer di Kerajaan Arab Saudi untuk anime dan manga, film
animasi dan komik Jepang.
Permintaan akan anime dan manga Jepang telah meningkat secara
dramatis di Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir, dengan semakin
banyaknya toko yang menjual barang dagangan manga anime yang populer.
Acara seperti Comic-Con, sebuah konvensi komik dan multimedia yang
diadakan di Riyadh dan Jeddah, juga meningkatkan minat terhadap animasi
dan cerita Jepang.
Khayyat dan Akbar akan bergabung dengan gerai lain yang menampilkan
berbagai barang anime dan manga di Comic-Con di Jeddah bulan Maret 2018.
Kedua sahabat ini mulai menjual barang dagangan yang berhubungan
dengan anime saat di universitas. Mereka terkejut dengan respon antusias
dari sesama mahasiswa. Setelah lulus dan tidak senang bekerja untuk
sebuah perusahaan, mereka memulai Nippon Sayko.
“Awalnya sangat sulit karena kami tidak ingin meminta dukungan
finansial kepada orang tua kami dan ingin melakukannya secara mandiri.
Kami biasa bekerja di kantor kami dari jam 8-5 dan kemudian membuka stan
ini jam 5 sore dan tinggal sampai jam 11 (malam),” kata Khayyat kepada
Arab News.
Khayyat dan Akbar mengatakan bahwa mereka ingin menciptakan ruang
tempat sesama penggemar manga dan anime bertemu dan berbagi kecintaan
mereka.
“Orang-orang berhenti dari seluruh penjuru negeri hanya untuk
Snapchat dengan karakter favorit mereka (manga), dan sangat indah melihat koneksi itu,” kata Khayyat.
Awalnya kedua sahabat itu harus berjuang karena mereka mengenalkan sesuatu yang asing bagi negara itu.
Mereka pun meminta masukan dari orang-orang untuk memberi tahu
mereka, mana hal-hal yang disukai anak-anak atau tidak wajar jika
menyukai hal-hal tertentu.
“Pemilik toko lain memberi tahu kami, ‘Anda tidak akan pernah
bertahan lama.’ Tapi lihatlah sekarang juga, kami masih berdiri,
sementara kebanyakan mereka tidak bisa melanjutkan,” kata Khayyat.
|
Toko Nippon Sayko. (Foto: Nassr Al-Battah) |
Arab Saudi memiliki selera pertama terhadap anime sejak tahun 1970-an, dengan acara televisi populer seperti “
Future Boy Conan” dan “
Grendizer“. Keduanya favorit anak-anak pada saat itu.
Majed Nawawi, pemilik bersama dari Anime Station Store Jeddah, telah
mengumpulkan gambar sejak tahun 1987. Sebagai seorang anak, dia
mempromosikan acara favoritnya dan menyebarkan budaya anime di antara
teman-temannya.
“Gelombang anime menyapu Arab Saudi dengan seri
Naruto pada
tahun 2002-2003. Itu revolusioner dan semua jenis orang masuk ke
dalamnya,” kata Nawawi. “Sebelum itu, budaya ini tidak bisa diterima.
Setelah
Naruto, orang mulai merangkul anime. Itu membawa permintaan untuk
action figures, barang dagangan dan asesoris.”
Para pengagum dan pebisnis anime ini tidak menyangkan bahwa mereka akan menyaksikan acara Comic-Con, IGN dan
game di negara mereka.
“Kami mengetahui sejumlah besar orang yang menulis, membuat dan
menceritakan kisah mereka melalui manga mereka sendiri. Kami sudah
menempuh perjalanan jauh,” katanya.
Seorang pengunjung toko Anime Station Store bernama Rabu Al-Nahi
mengatakan, ia tertarik pada anime sejak masih kecil dan masih
menikmatinya ketika mahasiswa.
“Cerita yang mereka ceritakan, khususnya fantasi, mewakili imajinasi
saya dan hal-hal yang selalu saya impikan, tapi sayangnya tidak bisa
menjadi kenyataan. Saya bisa mengalaminya melalui anime. Saya
mengumpulkan tokoh untuk menunjukkan betapa saya mengagumi karakter
tersebut. Ini adalah pengingat anime yang saya lihat dan betapa saya
menikmatinya,”katanya.
Kakaknya, Nora (26) sama pula.
“Anime favorit saya selalu
‘The Rose of Versailles‘ dari
tahun 1979. Saya menontonnya saat masih muda dan saya masih bisa
mengulanginya secara religius. Saya tidak setuju dengan kesalahpahaman
tentang anime untuk anak-anak, karena ini untuk orang dewasa. Ada banyak
hal yang saya pelajari darinya tentang referensi sastra dan Revolusi
Perancis. Saya suka karakter utama Lady Oscar, karena dia bukan wanita
biasa yang sedang dalam kesulitan. Dia kuat, mandiri dan cantik pada
saat bersamaan,” kata Nora.
Sumber:
Arab News
Mi’raj News Agency (MINA)